Tanya :
Yang bisa diubah itu nasib atau takdir? Apa dalilnya?
Yang bisa diubah itu nasib atau takdir? Apa dalilnya?
Jawab :
Takdir Allah adalah ketentuan yang telah ditetapkan dan seluruh takdir dan ketetapan Allah telah selesai penakdirannya, sebagaimana diterangkan dalam banyak ayat dan hadits.
Diantaranya, adalah Firman Allah,
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan takdir.” [Al-Qamar: 49]
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ، مَا مِنْ نَفْسٍ مَنْفُوسَةٍ، إِلَّا وَقَدْ كَتَبَ اللهُ مَكَانَهَا مِنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ، وَإِلَّا وَقَدْ كُتِبَتْ شَقِيَّةً أَوْ سَعِيدَةً
“Tidak ada seorang pun dari kalian, tidak ada jiwa yang bernafas, kecuali telah Allah tetapkan kedudukannya dari surga dan neraka, dan telah ditetapkan sebagai orang yang merugi atau orang yang beruntung.”
Seorang lelaki bertanya, “Wahai Rasulullah, tidakkah kita menetapi ketentuan kita dan meninggalkan amalan?”
Beliau menjawab,
مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ، فَسَيَصِيرُ إِلَى عَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ، فَسَيَصِيرُ إِلَى عَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ
“Siapa yang termasuk kepada golongan orang-orang yang beruntung, maka dia akan mengarah kepada amalan golongan yang beruntung. Siapa yang termasuk kepada golongan orang-orang yang merugi, maka dia akan mengarah kepada amalan golongan yang merugi.”
Kemudian beliau berkata,
اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ، أَمَّا أَهْلُ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُونَ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ، وَأَمَّا أَهْلُ الشَّقَاوَةِ فَيُيَسَّرُونَ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ
“Beramallah, karena setiap orang akan dimudahkan. Apabila dia termasuk golongan yang beruntung, mereka akan dimudahkan kepada amalan golongan yang beruntung. Apabila dia termasuk golongan yang merugi, mereka akan dimudahkan kepada amalan golongan yang merugi."
Takdir Allah adalah ketentuan yang telah ditetapkan dan seluruh takdir dan ketetapan Allah telah selesai penakdirannya, sebagaimana diterangkan dalam banyak ayat dan hadits.
Diantaranya, adalah Firman Allah,
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan takdir.” [Al-Qamar: 49]
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ، مَا مِنْ نَفْسٍ مَنْفُوسَةٍ، إِلَّا وَقَدْ كَتَبَ اللهُ مَكَانَهَا مِنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ، وَإِلَّا وَقَدْ كُتِبَتْ شَقِيَّةً أَوْ سَعِيدَةً
“Tidak ada seorang pun dari kalian, tidak ada jiwa yang bernafas, kecuali telah Allah tetapkan kedudukannya dari surga dan neraka, dan telah ditetapkan sebagai orang yang merugi atau orang yang beruntung.”
Seorang lelaki bertanya, “Wahai Rasulullah, tidakkah kita menetapi ketentuan kita dan meninggalkan amalan?”
Beliau menjawab,
مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ، فَسَيَصِيرُ إِلَى عَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ، فَسَيَصِيرُ إِلَى عَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ
“Siapa yang termasuk kepada golongan orang-orang yang beruntung, maka dia akan mengarah kepada amalan golongan yang beruntung. Siapa yang termasuk kepada golongan orang-orang yang merugi, maka dia akan mengarah kepada amalan golongan yang merugi.”
Kemudian beliau berkata,
اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ، أَمَّا أَهْلُ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُونَ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ، وَأَمَّا أَهْلُ الشَّقَاوَةِ فَيُيَسَّرُونَ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ
“Beramallah, karena setiap orang akan dimudahkan. Apabila dia termasuk golongan yang beruntung, mereka akan dimudahkan kepada amalan golongan yang beruntung. Apabila dia termasuk golongan yang merugi, mereka akan dimudahkan kepada amalan golongan yang merugi."
Kemudian beliau membaca [Al-Lail: 5-10],
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى، وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى، وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى، وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik, maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.”.” [Diriwayatkan oleh Muslim dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu]
Bukan artinya seorang tidak berdoa dan berupaya, sebab manusia tidak ada yang mengetahu apa yang ditakdirkan baginya. Juga telah diutus seorang Rasul kepada kita, dan diturunkan Al-Qur`an sebagai tuntunan, seluruh hal tersebut adalah maksud dari kehidupan.
Apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini, berupa amalan shalih, pertambahan rezeki, perpanjangan ajal, dan selainnya, semuanya telah ditakdirkan dan telah selesai penakdirannya. Wallahu A’lam.
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى، وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى، وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى، وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik, maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.”.” [Diriwayatkan oleh Muslim dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu]
Bukan artinya seorang tidak berdoa dan berupaya, sebab manusia tidak ada yang mengetahu apa yang ditakdirkan baginya. Juga telah diutus seorang Rasul kepada kita, dan diturunkan Al-Qur`an sebagai tuntunan, seluruh hal tersebut adalah maksud dari kehidupan.
Apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini, berupa amalan shalih, pertambahan rezeki, perpanjangan ajal, dan selainnya, semuanya telah ditakdirkan dan telah selesai penakdirannya. Wallahu A’lam.
(Ustadz Dzulqarnain)
Comments
Post a Comment